EPIDEMIOLOGI KARIES GIGI
karies gigi |
Karies gigi adalah penyakit jaringan
yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi , dan dapat
meluas kea rah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapta
timbul pada suatu permukaan gigi, misalnya : dari Email ke dentin atau ke
pulpa. Gigi dengan fissure yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah
melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung
dengan cepat danmenimbulakan karies gigi.
Berdasarkan penelitian di
Negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia, termasuk di Indonesia, didapatkan 80% -
955 anak-anak dibawah usia 18 tahun terserang karies gigi. Presentase karies
gigi bertambah dengan meningkatnya peradaban manusia dan hanya kira-kira 5%
penduduk yang tidak terserang karies gigi.
Ada banak factor yang terkait dengan
kejadian karies gigi, antara lain : Faktor dalam yang terkait langsung denga
proses terjadinya karies, antara lain, struktur gigi, morfologi gigi, susunan
gigi di rahang, derajat keasaman saliva, kebersihan mulut, jumlah dan frekuensi
makan makanan kariogenik. Factor-faktor tersebut berinteraksi berkaitan dan
mempunyai urutan besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa factor luar
sebagai factor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak
langsungdengan proses terjadinya karies antara lain :Usia, jenis kelamin, suku
bangsa/ras, letak geografis, tingkat ekonomi, serta pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap kebersihan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Masalah Karies Gigi
- Prevalensi karies gigi mencapai
80%-90% dari jumllah penduduk di dunia termasuk Indonesia.
- Karies gigi terkait erat dengan
budaya dan peradaban manusia, sehingga sulit diintervensi dengan suatu
program kesehatan.
- Persepsi masyarakat, karies
gigi bukan merupakan gangguan kesehatan, karena penderita karies gigi
tidak akan meninggal.
- Penemuan karies gigi sulung di
klinik gigi, biasanya sudah dalam keadaan parah, sehingga anak menderita
sakit gigi dengan segala macam akibatnya, termasuk gangguan dan
pertumbuhan dan perkembangan.
- Penyebab karies gigi adalah
multifaktorial sehinggga sulit dilakukan pencegahan.
Faktor Risiko Karies
Gigi.
Faktor risiko adalah
suatu factor yang ada pada suatu individu dan atau factor diluar individu, yang
keberadaanya secara sttistik berhubungan dengan terjadinya suatu penyakit dan
atau peningkatan insidensi suatu penyakit.
Faktor risiko karies
antara lain :
- Keturunan.
Dari suatu penelitian
yang melibatkan 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi baik, ternyata
anak-anak dari pasangan orang tua tersebut sebaigan besar memiliki gigi baik.
Sedangkan penelitian dengan melibatkan 46 pasang orang tua dengan presentase
karies yang tingi, didapat hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi baik,
5 pasang dengan presentase karies sedang dan 40 pasang dengan presentase karies
tinggi.
- Ras.
Pengaruh ras terhadap
terjadinya karies gigi, sulit ditentukan. Namun paling tidak ada bukti yang
mengatakan bahwa tulang rahang suatu ras, mungkin berhubungan dengan presentas
karies. Ras dengan rahang yang sempit, cenderung memiliki presentase karies
yang tinggi.
- Jenis kelamin
Presentase karies gigi
pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Hal ini ditunjukkan dengan
data sebagai berikut :
Tabel I
Presentase
Kejadian Karies Gigi berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
|
Karies
|
|
M1 Kanan
|
M1 Kiri
|
|
Laki-laki
|
74,5%
|
77,6%
|
Perempuan
|
81,5%
|
82,3%
|
- Umur
Periode pubertas, antara
umur 14 – 20 tahun, terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan
pembengkakan gusi sehingga kebersihan mulut, menjadi kurang terjaga. Pada usia
ini terjadi peningkatan presentase karies gigi.
- Makanan
Makanan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut. Kaitannya dengan kesehatan gigi
mulut, makanan dibagi menjadi 2 yaitu : isi dari makanan, dan makanan dilihat
dari fungsi mekanis. Selain itu sebenarnya ada beberapa vitamin yang
berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, misalnya Vitamin A, Vitamin B1,B2,
Vitamin C dan Vitamin D.
- Unsur-unsur kimia
Secara jelas, unsur
kimia yang berpengaruh terhadap kejadian karies gigi adalah fluor. Selain itu
unsur kimia lain yang dapat menghambat karies gigi adalah : Berilium, Aurum,
Cuprum, Magnesium dan Zing, dan yang menunjang karies gigi adalah : cadmium,
Platina dan Selenium.
- Air ludah
Pengaruh ludah terhadap
gigi sudah diketahui terutama dalam mempengaruhi kekerasan email. Seseorang
dengan sekresi air ludah sedikit, cenderung memiliki presentase karies gigi
yang lebih tinggi.
Di dalam setiam ml air
ludah, dijumpai 10-200 juta bakteri. Jumlah maksimum bakteri-bakteri ini
dijumapi antara lain : Staphylococus, Neiseria, Streptococus, Laktobacillus,
Corinebakterium, Enterobacteri, Bacillius, Clostridium dan dan Candida, dll
- Plak
Plak terbentuk dari
campuran antara bahan-bahan air ludah, seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan
mulut, leucocyt, lymfosit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri. Plak ini
mula-mula berbentuk agar cair, yang lama kelamaan menjadi kelat dan dapat
menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme.
- Waktu
Waktu diperlukan dalam
proses terjadinya karies gigi, karies gigi tidak terjadi sesaat, tetapi dengan
suatu proses. Cepat lambatnya proses karies gigi ini, tergantung fakto-faktor
yang berinteraksi.
Upaya pencegahan.
Pencegahan karies dilakukan guna
memperpanjang kegunaan gigi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan
secara umum. Upaya pencegahan karies gigi dibagi menjadi :
- Pra Erupsi
Biasanya ditujukan
kepada kesempurnaan struktur email dan dentin atau gigi pada umumnya. Pada ibu
hamil, upaya mencegah agar tidak terjadi pengapuran pada gigi bayinya, dapat
melakukan diet makanan yang banyak mengandung unsur-unsur yang dapat menguatkan
email dan dentin.
- Tindakan Pasca Erupsi
Pada dasarnya sama dengan
stadium pra erupsi. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasca erupsi, antara
lain :
Ø Kebersihan gigi dan mulut
Ø Pemerikasaan berkala berkala 6 bulan
sekali.
Ø Diet makanan yang menguatkan gigi
dan gusi
Ø Plak control
Ø Penggunaan anti bacterial
Ø Penggunaan fluor.
Pengobatan Karies Gigi
Pengobatan karies gigi yang paling
efektif adalah dengan mencegah jangan sampai terjadi karies. Sedangkan apabila
sudah terjadi, penambalan gigi dan perawatan yang baik adalah tindakan yang
paling baik.
Penutup
Dariuraian diatas, karies gigi
merupakan masalah kesehatan, yang belum disadarai sepenuhnya oleh masyarakat
luas. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa karies gigi bukan merupakan
penyakit dan bukan merupakan gangguan kesehatan , karena tidak dapat menyebabkan
penderitanya meninggal.
Untuk itu, upaya promotif untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyaakit karies gigi
sangat diperlukan ,sehingga diharapkan mampu mengubah perilaku yang dapat
meningkatkan prevalensi karies gigi di masyarakat.
Referensi
- Shulman,M.D.,Phair,John,M.D,Sommers,
Herbert,M.D.,dasar Biologis & Klinis Penyakit Infeksi, Edisi
Keempat, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta,1994.
- Suwelo,I.S.,Dr.drg., Karies
Gigi pada Anak,EGC, Jakarta, 1992.
- Suryanegara,R.J.,Memperbaiki
& Memperindah Posisi Gigi Anak,Trubus Aguwidya,2000.
- Prayitno,S.W.,Epidemiologi
Penyakit Ginggiva & Periodontium,UI
- , Karies Gigi, Jili I, Depkes RI,
Jakarta, 1984.
- Joyston, S.,dkk.,Dasar-Dasar Karies,EGC,
Jakarta, 1987.