Faktor Resiko Terjadinya Karies

Sumber Foto
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Hasil rikesdas (riset kesehatan dasar) 2007 menunjukkan prevalensi karies aktif di indonesia masih tinggi. Prevalensi karies aktif di indonesia adalah 43,4 % dengan indeks DMF-T secara nasional adalah sebesar 4,85 ini berarti rata-rata kerusakan gigi pada penduduk indonesia 5 buah gigi perorang. Komponen yang terbesar adalah gigi dicabut sebesar 3,86. Angka ii menunjukkan bahwa rata-rata penduduk indonesia mempunyai 4 gigi yang sydah dicabut atau indikasi pencabutan.Beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjadi lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa,fruktosa, dan glukosa. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi. (Rositawati. 2007.Kesehatan balita.Jakarta Sudarmoko, Arief dwi, 2011.Mengenal, Mencegah, Mengobati Gangguan Kesehatan pada Balita)
B.Rumusan masalah
1.Definisikan apa yang dimaksud karies?
2.Sebutkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi karies gigi?
3.Bagaimana pencegahan karies?
C.Tujuan Untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya agar terhindar dari segala gangguan atau penyakit pada pada gigi dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut yang dapat menyerang gigi sulung maupun gigi permanen. Daerah yang sering diserang adalah pit dan fssure berupa cekungan yang dalam sehingga alat pembersih mekanis sulit menjangkaunya. Bentuk anatomi gigi molar satu permanen dengan pit dan fissure merupakan tempat rentan terhadap terjadinya karies, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan sebelum terjadi karies. Pencegahan karies gigi pada gigi molar dian- taranya dapat dilakukan dengan cara fssure sealant serta pengolesan fuor.
A.Definisi karies Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh kavitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang merugikan ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kurusakan bahan organik sehingga menyebabkan nyeri pada gigi.(Kidd, dkk, 1991) Sementara menurut Schuurs (1992) karies gigi adalah suatu proses kronis yang dimulai dalam larutnya mineral email sehingga akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari subtrat (medium makanan bagi bakteri) yang mengakibatkan timbul destruksi komponen-komponen organik dan ahirnya terjadi kavitas atau pembentukn tulang. Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk didalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi (Hamsafir,2010).
B.Faktor-faktor yang mempengaruhi karies gigi Menurut Ruslawati (2001), penyebab karies gigi meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:
1) Faktor internal merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan karies gigi, yaitu:
a. Host, meliputi gigi dan saliva komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah email. Struktur email gigi sangat menentukan proses terjadinya karies.Gigi selalu dibasahi saliva secara normal. Pada proses pencernaan di dalam mulut terjadi kontak antara makanan, saliva dan gigi. Fungsi saliva adalah sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jumlah dan isi saliva,derajat keasaman, kekentalan, dan kemampuan buffer berpengaruh pada karies. Saliva mampu meremineralisasi karies dini karena mengandungion Ca, dan P. Saliva juga mempengaruhi pH dan komposisi mikroorganisme dalam plak (Mansjoer, 2001).
b. Agent (Bakteri/Mikroorganisme)Mansjoer (2001) mengatakan ada 3 bakteri yang sering mengakibatkan karies yaitu:
•Lactobacillus, bakteri ini populasinya dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Bakteri ini hanya dianggap faktor pembantu karies.
•Streptococcus, bakteri kokus gram positif ini jumlahnya terbanyak dalam mulut dan merupakan penyebab utama karie gigi karena bakteri ini mampu memproduksi senyawa glukan (mutan) dalam jumlah yang besar dari sukrosa dengan pertolongan enzim, salah satu spesiesnya yaitu Streptococcus mutans.
•Actinomyces, semua spesies ini memfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat, dan asam format.
c.Environment (substrat)Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini dapat berasal dari jus, susu formula, larutan, dan makanan manis lainnya.
d.Time/waktu Bakteri dan substrat membutuhkan waktu lama untuk demineralisasi dan progesi karies. Waktu merupakan kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Adanya kemampuan saliva untuk meremineralisasi selama proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Sehingga bila saliva berada dalam lingkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.
2) Faktor eksternal Selain faktor internal (faktor langsung) yang berhubungan dengan karies gigi, terdapat faktor-faktor eksternal (faktor tidak langsung) yang disebut faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor-faktor tersebut yaitu: a.Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies akan bertambah. Hal ini karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
b.Jenis kelamin prevalensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibanding pria. Hal ini karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies.
c.Suku bangsa Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaanpendapat tentang hubungan suku bangsa dengan prevalensi karies gigi. Hal ini karena perbedaan keadaan social ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berada disetiap suku tersebut.
d.Letak geografis faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan ini kemungkinan karena perbedaan lama dan intensitas cahaya matahari, suhu, cuaca, air, keadaan tanah dan jarak dari laut. Telah dibuktikan bahwa kandungan fluor sekitar 1 ppm air akan berpengaruh terhadap penurunan karies. e.Kultur sosial penduduk faktor yang dapat mempengaruhi adalah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain.
C.Pencegahan karies
•Cara menggosok gigi yang baik dan benar. Dengan menggosok gigi sekurang kurangnya dua kali satu hari yaitu pada pagi hari setelah makan pagi dan malam hari sebelum tiur malam.
•Pencegahan karies ini dapat dilakukan dengan berbagai cara slah satunya yaitu pengolesan fluor pada permukan gigi dan menutup pit dan fissure yang dalam pada gigi posterior.
•Usaha untuk memperoleh keadaan sehat pada gigi dan jaringan pendukung adalah menghilangkan plak. Ada beberapa cara untuk menghilangkan plak yaitu:
a)Scalling Scalling adalah tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan gigi dan pengolesan terhadap semua permukaan gigi.
b)Penggunaan dental floss Dental floss ini digunakan untuk menghilangkan plak dan memoles daerah interproksimal (celah diantara dua gigi) serta membersihkan sisa makanan yang tetinggal dibawah titik kontak.
•Pemeriksaan gigi teratur Pemeriksaan gigi ini sebaiknya sejak dini yaitu dapat dimulai sejak usia 6 bulan ketika gigi pertama sudah mulai erupsi. Dan 6 bulan sekali periksa kesehatan gigi ke dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA
1.Pawarti dan Fathiah, 2017, Topikal fluoride aplication dan fissure sealant untuk mencegah karies pada gigi molar satu permanen, Pontianak.
2.Miftakhun N.F, dkk, 2016, Faktor eksternal penyebab terjadinya karies gigi pada anak pra sekolah di Paud Strowberry RW 03 Kelurahan Banget Ayu Wetan Kota Semarang, Semarang.
3.Sri Ramayanti dan Indra Purnakarya, 2013, Pera makanan terhadap kejadian karies, Andalas.

Artikel Lainnya:

Restorasi Gigi

Sumber Foto
Pengertian Karies Gigi Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu,zaman besi, dan zaman pertengahan.Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan.Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia. Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi.Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjadi lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi. Jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang memengaruhi enamel,dentin, atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat memengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena apabila akar gigi terbuka.
Faktor–faktor Penyebab Karies Gigi
1.Plak Gigi Plak gigi merupakan lapisan yang lengket dan berisi bakteri beserta produknya yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Bakteri yang menempel ini dapat terjadi melalui serangkaian tahapan
2.Karbohidrat Karbohidrat yang menempel pada permukaan gigi dapat berubah menjadi masa asam yang mengakibatkan demineralisasi email.
3.Karbohidrat ini substrat untuk pembuatan asam bagi bakteridan sintesa polisakarida ekstra sel. 4.Waktu Waktu sangat berpengaruh terhadap terjadinya karies. Substrat (molekul organik yang telah siap bereaksi) yang menempel pada permukaan gigi apabila tidak dibersihkan akan difermentasi oleh bakteri menjadi masa asam dalam waktu tertentu.
5.Keturunan Menurut penelitian, dari 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak–anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik. Dari 46 pasang orang tua dengan persentase karies yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik.
6. Bakteri Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering menyebabkan karies yaitu: A.Steptococcus. Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahnya terbanyak di dalam mulut, salah satu spesiesnya yaitu Streptococus mutan, lebih dari dibandingkan yang lain dapat menurunkan pH medium hingga 4,3%. Sterptococus mutan terutama terdapat populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.
B.Actynomyces. Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asamformat. Actynomyces visocus dan actynomises naesundil mampu membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontonium.
C.Lactobacilus. Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillushanya dianggap faktor pembantu proses. Air ludah Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluarkan oleh: kelenjar paritis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis.Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur – unsur makanan.Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase karies gigi yang semakin meninggi.
 DAFTAR PUSTAKA
1.https://www.google.co.id/search?biw=1024&bih=455&tbm=isch&sa=1&q=skema+terjadinya+karies+gigi&oq=skema+terjadinya+karies+gigi&gs_l=psy-ab.3...330339.330339.0.331594.1.1.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1.1.64.psy-ab..1.0.0.wR5SUnDB_dY#imgrc=04XrvWK1xHOf_M: 
2.http://www.e-jurnal.com/2013/12/faktor-penyebab-terjadinya-karies-gigi.html 3.http://www.kanalinfo.web.id/2016/10/pengertian-karies-gigi-dan-rampan-karies.html 4.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C6841568040

Artikel Lainnya:

kavitas gigi

sumber foto
1.Latar belakang
Sterilisasi adalah usaha untuk memusnahkan mahluk hidup seperti bakteri jamur virus dan spora. Dianjurkan agar dentin disterilkan sebelum dilakukan penambalan.Diantara bahan-bahan kimia yang dianjurkan untuk tujuan ini adalah perak nitrat yang dicampur dengan eugenol fenol timol dan potassium ferrosianida. Menurut lund dkk (1997) menyatakan bahwa tidak terbukti bahwa bahan-bahan kimia yang satu lebih baik dari yang lain. Selanjutnya beberapa tahun belakangan ini telah diketahui bahwa bahan-bahan kimia tersebut diatas dapat mengiritasi pulpa bila dioleskan pada permukaan denti. Karena setiap bahan yang mampu menghancurkan mikroorganisme juga memiliki pengaruh merusak pulpa. Menurut Ford Pitt(1993) berbagai macam bahan kimia mempunyai sifat merugikan terhadap jaringan dentin yang ada sehingga harus hati-hati menggunakannya. Karena sifat yang merugikan tersebut maka sterilisasi kavitas dapat menggunakan aqua destilata kemudian dikeringkan. Pada ruang lingkup pekerjaan sterilisasi kavita selalu didahului dengan membersihkan kavita.Membersihkan kavitas adalah untuk menyingkirkan lapisan tipis debris atau sisa-sisa bahan tambal sebelumnya yang dapat mengganggu kampuan adaptasi terhadap dinding kavita.
2.Rumusan masalah
1.Jelaskan pengertian sterilisasi kavita
2.Sebutkaan tahapan sterilisasi kavita
3.Bagaimana tahapan pada penumpatan amalgam
4.Bagaimana tahapan pada penumpatan glass ionomer
3.Tujuan
1.Untuk menyingkirkan lapisan tipis debris atau sisa bahan tambalan sebelumnya yang dapat mengganggu kemampuan adaptasi terhadap dinding kavita.Pekerjaan ini dilakukan dengan cara membersihka kavitas
2.Untuk mencegahnya berlanjutnya proses karies.Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sterilisasi kavitas.
PEMBAHASAN
1. Pengertian sterilisasi kavita Sterilisasi kavita adalah usaha membersihkan kavitas dari sisa-sisa mikroorganisme untuk mencegah berkelanjutan proses karies. Usaha ini dikerjakan setelah preparasi kavitas selesai dilakukan. Sterilisasi ini adalah usaha untuk memusnahkan semua jasad hidup yang ada di rongga mulut. Pada umumnya sterilisasi ini menggunakan bahan-bahan fisik atau kimia untuk meniadakan semua mikroorganisme hidup.
2.Tahapan sterilisasi kavita
 a. Isolasikan daerah yang kavitasnya sudah selesai dipreparasi dan dibersihkan dengan ekskavator sebagai tahap pembersihan awal, pada RA dengan cotton rool bagian labial/buccal dan RB dengan tongue holder.
b. Ulangi pekerjaan membersihkan dengan ekskavator untuk mengambil jaringan lunak yang tersisa dan sisa-sisa jaringan hasil preparasi kavitas.
c. Apabila sudah bersih kemudian untuk memastikan kebersihannya ulasi dengan cotton pellet basah (oleh aquades)
 d. Ulangi bebrapa kali sampai cotton pellet bekas ulasan bersih kemudian akhiri dengan ulasan cotton pellet yang kering dan ulangi beberapa kali sampai kavitas kering.
3.Tahapan pada penumpatan amalgam
•Persiapan alat dan bahan
•Indentifikasi kasus
•Melakukan komunikasi terapeutik
•Melakukan preparasi kavita menggunakan handipece dan bur
•Mengisolasikan kavita menggunakan cotton roll
•Mengdisinfeksi kavita dengan dioleskan cotton pellet yang sudah diberi aquades dan keringkan menggunakan cotton pellet kering
 •Manipulasi bahan amalgam
•Memberikan bahan amalgam dengan amalgam stopher untuk rahang bawah dan malgam pistol untuk rahang atas
•Memoles tumpatan
•Membentuk kontur gigi sesuai dengan antomi gigi dan menghaluskan gigi menggunakan burnisher •Melakukan instruksi kepada pasien untuk tidak makan selama satu jam
4.Tahapan pada penumpatan glass ionomer
•Menyiapkan alat dan bahan
•Mengidentifikasi kasus
•Melakukan komunikasi terapeutik
•Melakukan preparasi kavita
•Melakukan isolasi menggunakan tongue holder untuk rahang bawah dan cotton roll untuk rahang atas
•Melakukan desinfeksi kavita dengan cotton pellet dan aquades menggunakan pinset
•Melakukan conditioning denagan dentine condtioner ke kavita
•Melakukan manipulasi bahan menggunakan paper pad dengan agate spatel
•Melakuka penumpatan menggunakan plasting filling instrumen kedlam kavita
•Menunggu hingga tumpatan agak kering
•Melakukan polishing membentuk tumpatan sesuai dengan kontur gigi dan mengecek tinggi tumpatan dan membuang kelebihan tumpatan
•Melakukan instruksi untuk tidak makan selama satu jam
 DAFTAR PUSTAKA
1.G.J. Mount, W.R. Hume.Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby. 2005
2.Baum Phillips Lund.Buku Ajar Ilmu konservasi Gigi, ahli Bahasa, Resinta tarigan, Ed.
3, Jakarta:EGC,1997. 3.Pitt Ford, T. R, 1993, Restorasi Gigi, EGC, Jakarta

Artikel Lainnya:

MAKALAH UKBM KKN LEMPONGSARI

BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks yang merupakan kompilasi dari berbagai masalah. Menurut hendrik pengaruh terbesar adalah lingkungan dan sekarang mulai bergeser menjadi perilaku pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Peran penting pelayanan kesehatan dalam menentukan status kesehatan masyarakat harus di imbangi dengan ketersediaan fasilitas tersebut yang harus diupayakan oleh masyarakat. Ketersediaan fasilitas kesehatan pelayanan dipengaruhi oleh pelayanan informasi dan motivasi masyarakat. Dimasyarakat terdapat beberapa pelayanan kesehatan baik primer, sekunder maupun tersier. Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) merupakan bentuk fasilitas pelayanan yang dikelola oleh masyarakat beberapa bentuk UKBM yang dikenal adalah posyandu, polindes. UKBM ini tidak terlepas dari peran masyarakat sebagai pelaksana dan penerima pelayanan kesehatan, sehingga perlu dilakukan kajian mengenai UKBM dimasyarakat. Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada termasuk yang ada dimasyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (pondok bersalin desa). Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal dimasyarakat. Dinas kesehatan organisasi pemerintahan yang berada ditingkat kabupaten berperan penting dalam mengawasi dan mengevaluasi kinerja petugas kesehatan. Salah satu pelayanan dasar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah melakukan kegiatan program posyandu lansia dan balita yang merupakan bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dengan tujuan utamanya adalah mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi dan meningkatkan status gizi balita. Kegiatan pemantauan pertumbuhan diindonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan diposyandu. Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan pertumbuhan setiap ank dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara tepat dan tepat.
2.Tujuan terbentuknya UKBM
a.Meningkatkan jumlah dan mutu UKBM
b.Meningkatkan kemampuan pemimpin dalam merintis dan mengembangkan UKBM c.Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan UKBM d.Meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat untuk menumbuhkembangkan UKBM.
BAB II
ISI
A.UKBM yang terlaksana di RW 06 kelurahan lempongsari 1.Posyandu balita dan lansia Pengertian dari posyandu yaitu wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait (Depkes RI, 2006) Posyandu dilempongsari ada posyandu lansia dan posyandu balita tujuan dari posyandu balita ini adalah menurunkan angka kematian bayi angka kematian ibu dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB sera kegiatan lainnya. Kegiatan dari posyandu KIA, KB, Imunisasi, Gizi, Penanggulangan diare. Pelaksaan posyandu di RW 06 Kelurahan Lempongsari yaitu pada tanggal 20 juni 2019. Pelayanan masyrakat dilakukan dengan sistem 5 meja yaitu: a.Meja 1: pendaftaran b.Meja 2: penimbangan c.Meja 3: pengisian KMS d.Meja 4: penyuluhan perorangan berdasarkan KMS e.Meja 5: pelayanan kesehatan berupa: Imunisasi Pemberian vitamin A dosis tinggi Pengobatan ringan Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan: semua balita diwilayah kerja posyandu balita yang ditimbang balita yang berat badannya naik Manfaat posyandu untuk kesehatan ibu dan anak: Untuk ibu: pemeliharaan kesehatan ibu diposyandu pemeriksaan kehamilan dan nifas, pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin. Balita: penimbangan balita dilakukan tiap posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. B.UKBM yang ada namun belum terlaksana di RW 06 Kelurahan lempongsari 1.Bank sampah organik dan anorganik Untuk bank sampah di RW 06 Kelurahan lempongsari ini sudah ada sejak dulu tetapi masyarakat belom terlaksana untuk memilah antara bank sampah organik dan an organik karena masyarakat sudah tahu kalau nanti pembuangan akhir di bak sampah bakal tercampur antara an organik dan organik. Maka dari itu masyarakat susah untuk menerapkan pemilahan bank sampah organik dan an organik tersebut. C.UKBM yang belum ada di RW 06 Kelurahan lempongsari 1.Polindes 2.POD 3.Dana sehat 4.Lembaga swadaya masyarakat 5.Upaya kesehatan tradisional
 BAB III PENUTUP
 A.Kesimpulan
 Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari sistem kesehatan. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), desa siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal dimasyarakat. Dalam dimensi kesehatan pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) untuk memperbaiki kondisi lingkungan . Kondisi ini ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes, POD, TOGA dll. Program pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan ketinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Faktor lain yang akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.
B.Saran Disarankan kepada RW 06 Kelurahan Lempongsari Kecamatan gajah mungkur dan kader atau tenaga pelaksanan pelayanan promotif atau preventif dibidang kesehatan dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di masyarakat tersebut.
 DAFTAR PUSTAKA
1.Nita Arisanti, 2015, Gambaran pemanfaatan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, padjajaran.
2.Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, pengertian posyandu, jakarta.
3.Kementerian Kesehatan RI, 2012,posyandu menjaga anak dan ibu tetap sehat,jakarta.
4.Depkes RI, 2006, Pedoman umum pengelolaan posyandu,jakarta.

Artikel Lainnya:

HOBI AKUUU

Ada yang bilang, traveling itu hambur-hambur uang. Ada yang bilang, traveling itu cuma untuk pamer-pameran di media sosial. Ada yang b...