Faktor Resiko Terjadinya Karies

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Sumber Foto
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Hasil rikesdas (riset kesehatan dasar) 2007 menunjukkan prevalensi karies aktif di indonesia masih tinggi. Prevalensi karies aktif di indonesia adalah 43,4 % dengan indeks DMF-T secara nasional adalah sebesar 4,85 ini berarti rata-rata kerusakan gigi pada penduduk indonesia 5 buah gigi perorang. Komponen yang terbesar adalah gigi dicabut sebesar 3,86. Angka ii menunjukkan bahwa rata-rata penduduk indonesia mempunyai 4 gigi yang sydah dicabut atau indikasi pencabutan.Beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjadi lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa,fruktosa, dan glukosa. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi. (Rositawati. 2007.Kesehatan balita.Jakarta Sudarmoko, Arief dwi, 2011.Mengenal, Mencegah, Mengobati Gangguan Kesehatan pada Balita)
B.Rumusan masalah
1.Definisikan apa yang dimaksud karies?
2.Sebutkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi karies gigi?
3.Bagaimana pencegahan karies?
C.Tujuan Untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya agar terhindar dari segala gangguan atau penyakit pada pada gigi dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut yang dapat menyerang gigi sulung maupun gigi permanen. Daerah yang sering diserang adalah pit dan fssure berupa cekungan yang dalam sehingga alat pembersih mekanis sulit menjangkaunya. Bentuk anatomi gigi molar satu permanen dengan pit dan fissure merupakan tempat rentan terhadap terjadinya karies, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan sebelum terjadi karies. Pencegahan karies gigi pada gigi molar dian- taranya dapat dilakukan dengan cara fssure sealant serta pengolesan fuor.
A.Definisi karies Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh kavitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang merugikan ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kurusakan bahan organik sehingga menyebabkan nyeri pada gigi.(Kidd, dkk, 1991) Sementara menurut Schuurs (1992) karies gigi adalah suatu proses kronis yang dimulai dalam larutnya mineral email sehingga akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari subtrat (medium makanan bagi bakteri) yang mengakibatkan timbul destruksi komponen-komponen organik dan ahirnya terjadi kavitas atau pembentukn tulang. Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk didalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi (Hamsafir,2010).
B.Faktor-faktor yang mempengaruhi karies gigi Menurut Ruslawati (2001), penyebab karies gigi meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:
1) Faktor internal merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan karies gigi, yaitu:
a. Host, meliputi gigi dan saliva komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah email. Struktur email gigi sangat menentukan proses terjadinya karies.Gigi selalu dibasahi saliva secara normal. Pada proses pencernaan di dalam mulut terjadi kontak antara makanan, saliva dan gigi. Fungsi saliva adalah sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jumlah dan isi saliva,derajat keasaman, kekentalan, dan kemampuan buffer berpengaruh pada karies. Saliva mampu meremineralisasi karies dini karena mengandungion Ca, dan P. Saliva juga mempengaruhi pH dan komposisi mikroorganisme dalam plak (Mansjoer, 2001).
b. Agent (Bakteri/Mikroorganisme)Mansjoer (2001) mengatakan ada 3 bakteri yang sering mengakibatkan karies yaitu:
•Lactobacillus, bakteri ini populasinya dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Bakteri ini hanya dianggap faktor pembantu karies.
•Streptococcus, bakteri kokus gram positif ini jumlahnya terbanyak dalam mulut dan merupakan penyebab utama karie gigi karena bakteri ini mampu memproduksi senyawa glukan (mutan) dalam jumlah yang besar dari sukrosa dengan pertolongan enzim, salah satu spesiesnya yaitu Streptococcus mutans.
•Actinomyces, semua spesies ini memfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat, dan asam format.
c.Environment (substrat)Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini dapat berasal dari jus, susu formula, larutan, dan makanan manis lainnya.
d.Time/waktu Bakteri dan substrat membutuhkan waktu lama untuk demineralisasi dan progesi karies. Waktu merupakan kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Adanya kemampuan saliva untuk meremineralisasi selama proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Sehingga bila saliva berada dalam lingkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.
2) Faktor eksternal Selain faktor internal (faktor langsung) yang berhubungan dengan karies gigi, terdapat faktor-faktor eksternal (faktor tidak langsung) yang disebut faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor-faktor tersebut yaitu: a.Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies akan bertambah. Hal ini karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
b.Jenis kelamin prevalensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibanding pria. Hal ini karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies.
c.Suku bangsa Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaanpendapat tentang hubungan suku bangsa dengan prevalensi karies gigi. Hal ini karena perbedaan keadaan social ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berada disetiap suku tersebut.
d.Letak geografis faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan ini kemungkinan karena perbedaan lama dan intensitas cahaya matahari, suhu, cuaca, air, keadaan tanah dan jarak dari laut. Telah dibuktikan bahwa kandungan fluor sekitar 1 ppm air akan berpengaruh terhadap penurunan karies. e.Kultur sosial penduduk faktor yang dapat mempengaruhi adalah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain.
C.Pencegahan karies
•Cara menggosok gigi yang baik dan benar. Dengan menggosok gigi sekurang kurangnya dua kali satu hari yaitu pada pagi hari setelah makan pagi dan malam hari sebelum tiur malam.
•Pencegahan karies ini dapat dilakukan dengan berbagai cara slah satunya yaitu pengolesan fluor pada permukan gigi dan menutup pit dan fissure yang dalam pada gigi posterior.
•Usaha untuk memperoleh keadaan sehat pada gigi dan jaringan pendukung adalah menghilangkan plak. Ada beberapa cara untuk menghilangkan plak yaitu:
a)Scalling Scalling adalah tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan gigi dan pengolesan terhadap semua permukaan gigi.
b)Penggunaan dental floss Dental floss ini digunakan untuk menghilangkan plak dan memoles daerah interproksimal (celah diantara dua gigi) serta membersihkan sisa makanan yang tetinggal dibawah titik kontak.
•Pemeriksaan gigi teratur Pemeriksaan gigi ini sebaiknya sejak dini yaitu dapat dimulai sejak usia 6 bulan ketika gigi pertama sudah mulai erupsi. Dan 6 bulan sekali periksa kesehatan gigi ke dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA
1.Pawarti dan Fathiah, 2017, Topikal fluoride aplication dan fissure sealant untuk mencegah karies pada gigi molar satu permanen, Pontianak.
2.Miftakhun N.F, dkk, 2016, Faktor eksternal penyebab terjadinya karies gigi pada anak pra sekolah di Paud Strowberry RW 03 Kelurahan Banget Ayu Wetan Kota Semarang, Semarang.
3.Sri Ramayanti dan Indra Purnakarya, 2013, Pera makanan terhadap kejadian karies, Andalas.

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :

HOBI AKUUU

Ada yang bilang, traveling itu hambur-hambur uang. Ada yang bilang, traveling itu cuma untuk pamer-pameran di media sosial. Ada yang b...